Andai Kamu Tahu


Aku seorang sanguins, mudah suka pada sesuatu, mudah sekali menginginkan sesuatu, mudah mengatakan aku senang, mudah mengatakan mengagumi seseorang, mudah mengatakan benci tanpa mau melihat lagi. Ini permulaan.
Disaat masa remajaku, setiap debaran aku artikan dengan rasa senang, tiap senyuman aku maknai dengan kasih sayang, betapa “lugu”nya aku. dan setiap insipirasi yang mengalirkan puisi aku terjemahkan sebagai cinta. Tapi aku tidak selamanya disana, ada banyak buku yang menuntunku untuk melihat dan mendengar tidak hanya dengan mata dan telinga yang telanjang, ada banyak orang yang menunjukkanku jalan dan ada banyak peristiwa yang akhirnya mengantarkanku ke gerbang kedewasaan, meninggalkan masa unyu-unyu berwarna merah jambu di belakang.
Lalu ketika mataku mulai melihat dari segala penjuru arah dan rasaku mulai peka terhadap hawa semesta, perlahan aku bisa membedakan, kalau suka tidaklah sama dengan senang, kalau senang belum tentu sebuah kasih sayang, kalau kekaguman bukanlah serta merta representasi dari hati yang tidak lagi terkunci.
Aku bisa membedakan, melakukan komparasi untuk kelayakan, apa-apa yang memang benar aku inginkan dan butuhkan, siapa-siapa yang sekedar aku senang menganggapnya teman, siapa-siapa yang dapat aku jadikan sahabat, siapa-siapa yang darinya aku belajar kebijaksanaan, dan sosok bagaimana yang bisa benar-benar menjadi pengisi hati, peneduh di kala hujan tak berhenti dan penjaga, dari cinta yang sudah terlanjur di kata.
Maka ketika ruang kosong itu sudah sepenuhnya dimiliki dan aku memang benar menyadari, disaat itulah aku merasa hidup itu berbeda. Aku tak pernah lagi mencoba bermain dengan api seperti ketika umur ini baru menapak remaja. Aku tak lagi tergoda untuk mencari celah berlomba dalam kata-kata omong kosong yang mengosongkan jiwa. aku tidak lagi sama dengan aku yang dulu, yang mudah melempar kalimat kemayu. Yang mudah sekali berpura-pura terjatuh, aku tidaklah sama dengan cerita lama, Tidak sama, tidak akan sama.

Aku yang sekarang, hanya mencoba berpegang dengan apa yang sudah pernah aku ikrarkan dan berusaha mempertahankan apa yang seharusnya dipertahankan.

Aku bukan dia, dan kamu tidak pernah sama dengan mereka.

Komentar

Postingan Populer