Serba-Serbi Pernikahan

 Sebelumnya, saya banyak sekali mendapatkan pertanyaan tentang Pernikahan. Entah itu laki-laki, perempuan, tua (senior saya), muda (junior) dan juga teman-teman seumuran. Hal-hal yang selalu mereka tanyakan kepada saya sebenarnya tidak jauh beda, seperti : "apa yang membuatmu begitu yakin untuk menikah di usia muda?" atau " bagiamana rasanya menikah?", atau " nikah itu gimana siih?" dan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. Maka, agar saya tidak berulang kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang pernikahan. Mengapa sedikit pengetahuan? karena umur pernikahan saya belum genap satu tahun, dan masih ada banyak hal yang belum saya ketahui tentang pernikahan itu sendiri. baiklah, silahkan disimak.

1. Alasan Menikah 
Masa-masa sebelum pernikahan adalah masa yang paling rawan menurut saya. Jika anda berniat untuk menikah, maka anda harus menyadari dan tahu betul alasan/dasar  kenapa  anda harus menikah. Jangan sampai keinginan menikah saudara hanya karena iri melihat teman-teman yang lain sudah menikah, atau karena sudah disuruh oleh ibu-bapak, atau hanya sekeder ingin. kenapa demikian? jawabannya saya ilustrasikan sebagi berikut :

 "menikah itu seperti berlayar di samudera luas dengan kapal yang hanya memiliki satu nahkoda dan satu awak kapal dalam pelayaran tersebut, anda juga harus memiliki tujuan yang jelas kemana nantinya kapal itu akan berlayar dan untuk apa anda harus kesana. Tujuan dan alasan yang jelas akan membuat anda tetap berlayar  bersama pasangan walaupun di tengah jalan anda menghadapi badai, ombak besar, ataupun membentur batu karang.
 Namun, jika anda tidak memiliki tujuan & alasan dalam pelayaran itu, maka bisa dipastikan anda akan sangat mudah menyerah untuk tidak meneruskan perjalanan dengan pasangan ketika menemui badai sebab anda tidak tahu apa yang sedang anda perjuangkan dan anda cari."

Tujuan dan alasan pernikahan merupakan pondasi dalam membangun rumah tangga. Tujuan itulah yang nantinya akan selalu anda pegang  ketika pernikahan anda menghadapi carut marut, pertengkaran, maupun masalah-masalah yang lain. Dalam islam, menikah memiliki setidaknya 8 tujuan yang kesemuanya bermuara pada mendapatkan keridhoan Allah SWT. (tentang tujuan pernikahan silahkan klik http://www.dakwatuna.com/2013/11/09/41935/tujuan-tujuan-mulia-menikah-dan-berkeluarga/#axzz3103s8Hdx)


Kesiapan anda dalam mengarungi bahtera Rumah tangga juga dapat dilihat oleh pemahaman anda tentang tujuan ataupun visi misi sebuah pernikahan. Jika hal paling dasar seperti ini saja anda belum mengetahuinya, bagaimana mungkin anda bisa memutuskan untuk menikah?. Pahami dulu dasar-dasarnya, baru lakukan prosesnya.

Saat anda sudah menemukan tujuan dan alasan yang benar untuk menikah, maka curhatlah (berdoa) kepada Allah tentang keinginan dan alasan anda untuk menikah. jangan mendikte-Nya untuk memenuhi keinginan anda, karena Allah lebih tau apa yang terbaik bagi anda. Allah lebih tahu, siapa pendamping hidup terbaik bagi anda dan kapan waktunya anda bertemu dengan dia. 

2. Proses Menuju Pernikahan 
  Sebelum menikah, proses yang saya jalani bersama suami tergolong cukup singkat. Saat itu kami hanya sempat bertemu muka tiga kali sebelum dia menyatakan keinginannya  bertemu keluarga besar saya untuk melakukan proses taaruf. pada saat itu, Ia sama sekali tidak mengatakan cinta kepada saya, juga tidak meminta saya untuk menjadi pacarnya. Dia menceritakan visi dan misi hidupnya dan menanyakan visi dan misi hidup saya. Hal inilah yang membuat saya begitu yakin kepadanya dan berani mengambil keputusan untuk menikah di usia yang menurut sebagian orang tergolong muda karena kami memiliki visi dan misi yang sama, memiliki tujuan pernikahan yang seirama.

 Ketegasan seorang laki-laki dalam menjalani proses menuju bahtera Rumah tangga adalah satu hal yang sangat penting. menurut saya, laki-laki yang tegas dan layak dijadikan suami adalah laki-laki yang tidak meminta anda-para perempuan- untuk menjadi pacarnya. Bukan pula laki-laki yang menyatakan cinta kepada anda lalu meminta anda untuk menunggunya sampai sukses dan sanggup melamar anda. Laki-laki yang tegas adalah laki-laki yang berani bertemu dengan keluarga anda untuk melamar. Laki-laki yang tegas adalah mereka yang tidak mengobral kata cinta sebelum akad nikah. Laki-laki seperti inilah yang layak untuk  anda jadikan nahkoda dalam bahtera kehidupan anda nantinya. 

 Mungkin ada pembaca yang tidak setuju dengan saya karena mereka memiliki teman yang sudah berpacaran bertahun-tahun dan akhirnya menikah, atau karena saat ini sedang menjalani proses pacaran dan telah merencanakan untuk menikah. Bagi sebagian orang, pacaran merupakan proses yang "ideal" untuk menuju ke jenjang pernikahan. Akan tetapi menurut saya, pacaran merupakan proses menuju pernikahan yang penuh dengan resiko. resiko di dunia maupun di akhirat. Ketika berpacaran, banyak pintu maksiat yang  terbuka sangat lebar antara laki-laki dan perempuan. Sekecil apapun, pasti ada celah untuk melakukan maksiat kepada Allah ketika anda berpacaran. Walaupun ada orang yang akhirnya menikah setelah berpacaran, namun pacaran bukanlah alternatif proses yang baik untuk menuju jenjang pernikahan. Pernikahan merupakan salah satu ibadah yang suci dan diharapkan untuk mendapat keridhoan Allah, maka untuk menuju kesana, lakukan pula cara-cara yang diridhoi oleh-Nya. 

3. Memasuki Awal Pernikahan

Masa awal pernikahan atau biasa disebut dengan bulan madu merupakan masa yang menyenangkan bagi suami maupun istri. Pada tahap ini segala hal terasa sangat indah, kesalahan kecil maupun ketidaksesuaian karakter tidak terlalu diambil pusing. Semuanya dapat tertutupi oleh indahnya cinta yang sedang merah-merahnya. Periode lama tidaknya masa bulan madu ini bergantung pada kemampuan kedua belah pihak untuk saling menyesuaikan diri dan mengesampingkan ego masing-masing.

Ketika anda menikah, tidak akan ada lagi kata "kamu" atau " aku", karena "aku dan kamu" telah berubah menjadi "kita". Pernikahan adalah sebuah pemersatu, peleburan ego, penyatuan langkah. Jika anda tidak menyadari itu, maka akan sulit bagi anda untuk terus berlayar dalam biduk rumah tangga. Anda tidak lagi sendiri, mimpi dan keinginan anda telah menjadi tujuan pasangan anda, begitupun sebaliknya. keluarganya menjadi keluarga anda dan begitupun sebaliknya. Mereka memiliki hak yang sama atas kalian berdua.Jangan coba-coba untuk berlaku berat sebelah, karena hal ini akan memicu bom waktu. Berusahalah untuk berlaku adil kepada keluarga pasangan anda dan juga keluarga anda sendiri.

Konflik-konflik kecil yang cenderung diabaikan biasanya tercipta di awal pernikahan ini. Misalnya tentang kebiasaan suami menaruh barang sembarangan yang membuat istri merasa tidak nyaman. Pada bulan-bulan pertama pernikahan hal itu mungkin dapat dimaklumi tapi untuk waktu yang lama konflik kecil seperti ini bisa menjadi bom waktu. Saya sarankan untuk membicarakan ketidaknyamanan yang terjadi sedini mungkin. Jangan menyepelekan hal-hal kecil karena seperti pepatah: kita lebih sering terjatuh karena tersandung kerikil yang tak terlihat dari pada terjatuh karena menabrak batu besar.

Intinya pada awal pernikahan ini, baik suami maupun istri harus saling mengerti. Tidak hanya melulu ingin dimengerti. Lapangkanlah dada, mengalah bukan berarti menyerah. Tidak ada yang sempurna di dunia ini, begitupun suami dan istri anda. Jangan membandingkan pasangan anda dengan pasangan orang lain karena itu akan membuat anda tidak bersyukur dengan apa yang telah anda miliki kini.

ketika anda melihat keburukan pada diri pasangan anda, segeralah berkaca pada diri sendiri adakah yang salah dengan anda sehingga pasangan anda berlaku demikian. Jangan serta merta menyalahkan pasangan anda dengan segala keburukan yang anda lihat ada padanya. Bukankah Allah SWt sudah berfirman dalam QS. Annur :  26 yang artinya :

 " ...wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik pula.."
  

Jika ayat ini sudah dapat dipahami dan diresapi dengan baik, maka kita tidak akan mudah menyalahkan pasangan dalam hal apapun. Tidak ada satu orang-pun di dunia ini yang mau disalahkan. Walaupun seandainya orang itu memang salah.

Sebagai awalan, saya kira cukup tiga poin diatas untuk dipelajari dahulu. Untuk selanjutnya saya akan meneruskan penjelasan tentang serba serbi suami Istri . jika teman-teman menginginkan ada hal lain yang perlu dibahas seputar pernikahan silahkan untuk memberi komentar.

Terimaksih, semoga bermanfaat :)


Komentar

  1. nanya dong ustajah.
    kan katanya "wanita baik2 untuk pria baik2," begitupun sebaliknya. lalu gimana nasib pria ataupun wanita yg pasangannya itu nyatanya 'busuk', misal nyelingkuhin, menghianatin, bahkan sampe ada yg KDRT? trus gmna tuh? nasib? takdir?

    BalasHapus
  2. Ada tiga kemungkinan mengenai hal itu zar:
    1. Saat memilih pasangan dia tidak mengikuti petunjuk rosul, yaitu memilih karena agamanya. Bukan karena yg lain.
    2. Dia sudah memilih berdasarkan agamanya tapi ternyata pasangannya tidak sesuai harapan. Ini berarti ujian zar, dia harus bersabar. Coba liat qs.alankabut ayat 1-7
    3. Bisa jadi u kamu tidak menyukai sesuatu padahal Allah menjadikan suatu kebaikan untukmu di dalamnya. Ini ada d Al qur'an juga tapi lupa ayat dan surat apa.

    Dan masalah takdir zar, Seperti yg kita tahu kalau Allah tidak merubah suatu kaum kecuali kaum itu merubah dirinya sendiri. Allah sudah memberikan petunjuk mana yg baik dan mana yang buruk sekarang tinggal kita sendiri mau memilih yg mana

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer