5 Hal membosankan menjadi IRT (Istri Rumah tangga)

Kebanyakan teman saya seangkatan sekarang sangat mengidamkan untuk segera dipertemukan dengan jodohnya dan segera menikah, punya anak, hidup bahagia selamanya seperti dongeng sinetron dan film - film cinta romantis. Mereka, (ataru saya dulunya) membayangkan hal-hal yang indah dan menyenangkan yang bisa mereka dapatkan ketikah menikah, namun sayang sekali kebanyakan dari mereka tidak mengantisipasi hal-hal di luar Rumah Tangga "ideal" versi teori di buku panduan nikah dan film romantis yang sering dibaca dan ditonton. oleh karena rasa simpati saya kepada teman-teman yang kebelet nikah dan sudah merasa "siap", maka berikut ini saya paparkan 5 hal "membosankan" tentang menjadi istri (berusia) muda.


1. Ditanya kapan punya Anak

Memang benar, salah satu tujuan utama menikah adalah untuk bereproduksi dan meneruskan garis keturunan manusia. Tetapi, itu bukanlah tujuan utama bukan? jadi sangatlah membosankan bagi kami kami yang memang belum diberi rezeki seorang anak ini untuk selalu ditanya-tanya "kapan nih punya anak?, " udah isi belom?", " udah ini belom... " dan bla-bla yang lain yang intinya menanyakan hal sama yaitu "Kapan Punya Anak?".  Tidak ada yang tahu kapan rezeki tersebut akan diberikan kepada kami, jadi kami sangat berharap agar tidak selalu bertanya-tanya tentang hal itu karena kami pun tidak tahu kapan Tuhan akan memberikan kami rezeki seorang anak. Saat kabar bahagia itu menghampiri kami, tentu saja tanpa diminta kami akan menyiarkannya ke seluruh dunia!. So, berhentilah menunggu anak dari orang lain!

2. Diajak merantau ke negeri anta-berantah

Sudah sewajarnya jika istri akan mengikuti kemanapun suaminya akan pergi. Meskipun itu ke negeri jauh dan tempat yang sama sekali asing bagi kita. hal ini bisa jadi sangat membosankan bagi para istri (berumur) muda yang harus menghadapi lingkungan baru, tanpa sanak dan keluarga. Lingkungan yang setiap siang sepi dan orang-orangnya selalu berdiam diri di rumah masing-masing. Alangkah membosankannya!. jadi, buat kamu para calon istri muda sangat penting untuk diperhatikan dan dibicarakan tentang masalah ini. 

3. Tidak memiliki kesibukan ketika ditinggal suami bekerja

Awal-awal membina rumah tangga, tentu menyenangkan menghabiskan hari di rumah baru dengan memasak dan membersihkan rumah. Tapi lama -kelamaan mungkin anda akan merasa bosan dengan kegiatan ini. jadi, segera pertimbangkan untuk mulai mencari pekerjaan sampingan yang membuat anda dapat bertemu dengan lebih banyak orang di dunia luar selain dari suami di rumah. 

4. Bersosialisasi dengan istri-istri tua

Saya memiliki kesulitan untuk bersosialisasi dengan istri-istri dan atau tetangga saya yang umurnya jauh lebih tua atau seumuran dengan almarhum ibu saya. entahlah mungkin karena saya terbiasa bergaul dengan orang-orang seumuran jadi hal ini membuat saya sedikit kerepotan. Saya sering bingung untuk membicarakan topik apa dengan mereka ini. Alhasil, di setiap perkumpulan ibu-ibu (atau istri-istri-istri) saya lebih banyak diam dan menyimak, lalu sesekali menyahuti. Saya adalah orang yang tidak terlalu suka berkumpul dengan orang-orang dan berbicara kesana -kemari (bergosip), hal ini jga menjadi kendala utama saya dalam sosialisasi dcengan istri-istri yang secara umur jauh lebih tua dan lebih matang dari saya. 

5. Perbedaan bahasa daerah

Saya yang asli jawa dan tinggal selama lebih dari 20 tahun di pulau jawa, sama sekali asing dengan bahasa-bahasa nasional lain. Maka ketika saya harus merantau mengikuti suami di daerah bengkulu yang notabene orang-orangnya banyak menggunakan bahasa daerah bengkulu dan sebagian lagi bahasa padang membuat saya mengalami gegar budaya. Dalam beberapa saat ketika berkumpul dan atau berbincang saya merasa di acuhkan karena sama sekali tidak mengerti apa yang mereka ucapkan. Sebenarnya saya tidak diacuhkan tapi karena saya tidak mengerti maka saya merasa diacuhkan. Ya, memang lumayan sulit untuk masuk ke dalam suatu komunitas yang sangat berbeda dengan komunitas yang dulu biasa kamu masuki. 


Baiklah., itu adalah lima hal membosankan yang saya alami selama kurang lebih 12 bulan menjadi istri rumah tangga yang tinggal berdua saja dengan suami dan belum dikaruniai anak. Tulisan ini bukan dimaksudkan untuk menakut-nakuti kalian yang akan melangsungkan pernikahan di awal usia 20 an. hanya saja ini adalah bagian dari kebiasaan saya untuk berbagi pengalaman agar saya tidak terlalu bosan. Saya adalah pribadi yang introvet dan cenderung sulit untuk bersosialisasi dengan lingkungan baru dan masyarakat yang berbeda umur jauh. 

Komentar

Postingan Populer