Lelaki Pertama Aku masih sangat muda ketika kamu mengajakku kesana. Ibarat bunga, aku barulah sebentuk kuncup mawar merah. Gadis belia yang masih sangat hijau terhadap dunia, dan di hari itulah kau mengenalkanku pada kota ini. Orang ramai menyebutnya kota budaya, kotanya para raja-raja. Namanya santer terdengar dimana-mana, kota yang istimewa. Aku ingat betul, kita menyusuri jalan ramai di sepanjang kaliurang tanpa bergandengan tangan. Aku sesekali melirikmu malu-malu. Aih, benarlah, betapa lugunya aku waktu itu. Kamu bersikap selayaknya seorang pria, bukan remaja yang hanya memperturutkan nafsunya. Aku bisa merasakan cinta di sebaris senyum yang kau pamerkan padaku setiap waktu.
Inspirer, L'amour, et Travailler