mutiaramu,
tersimpan rapi di pojok hati
mungkin kau buka kala lelah mendaki
selalu terjaga dan mewangi
mutiaramu,
tak pernah hilang atau terjatuh
bertahta indah, selalu
menenangkanmu,
dalam diam yang syahdu
mutiaramu,
bukan aku,
atau selaksa kalimat yang selalu kau tasbihkan untukku
atau segenggam rindu yang sering kau baca di mataku
atau setumpuk harapan yang yang kau tanamkan di mimpiku
bukan itu,
meski sekuat tenaga ku bersihkan debu
meski lelah tak menghalangiku menyapu
meski ku hapus noda dengan air es dan salju
mutiaramu, bukan aku
maafku yang sombong merasa
maafku yang tanpa malu mengira
maafku yang berprasangka
kalau aku satu-satunya
bahwa aku yang pertama
mutiaramu,
bukan aku,
sayangku.. ;)
lalu hangat itu menjalar, memenuhi ruang di semak belukar
menjadi tetes ketulusan yang jatuh perlahan
keikhlasan menjelma, menjadi rasa tanpa nama
ampuni segala dosa, aku yang tak akan pernah bisa sama
dengannya
tersimpan rapi di pojok hati
mungkin kau buka kala lelah mendaki
selalu terjaga dan mewangi
mutiaramu,
tak pernah hilang atau terjatuh
bertahta indah, selalu
menenangkanmu,
dalam diam yang syahdu
mutiaramu,
bukan aku,
atau selaksa kalimat yang selalu kau tasbihkan untukku
atau segenggam rindu yang sering kau baca di mataku
atau setumpuk harapan yang yang kau tanamkan di mimpiku
bukan itu,
meski sekuat tenaga ku bersihkan debu
meski lelah tak menghalangiku menyapu
meski ku hapus noda dengan air es dan salju
mutiaramu, bukan aku
maafku yang sombong merasa
maafku yang tanpa malu mengira
maafku yang berprasangka
kalau aku satu-satunya
bahwa aku yang pertama
mutiaramu,
bukan aku,
sayangku.. ;)
lalu hangat itu menjalar, memenuhi ruang di semak belukar
menjadi tetes ketulusan yang jatuh perlahan
keikhlasan menjelma, menjadi rasa tanpa nama
ampuni segala dosa, aku yang tak akan pernah bisa sama
dengannya
Komentar
Posting Komentar