Langsung ke konten utama

Semester Empat

kehidupan saya di  Semester ini sangat menyedihkan. tugas-tugas menumpuk dan kuliah menjadi sebuah tekanan yang menakutkan. Berjalan menuju ruang kuliah selalu saja seperti dikejar-kejar waktu, hari ini ngumpulkan tugas untuk menerima tugas yang baru, besok materi dan dua hari kemudian kuis. benar-benar semester yang melelahkan. 
Durasi waktu kuliah face to face yang dipadatkan merupakan penyebab utama segala hal terasa berjalan terlalu cepat, apalagi ditambah dengan beberapa mata kuliah yang diajar oleh seorang stranger yang mengajar menggunakan bahasa perancis, itu adalah cobaan yang berat bagi saya (dan mungkin sebagian besar mahasiswa di kelas saya-yang seperti saya), mendengarkan secara seksama selama bermenit-menit dan tidak ada satupun kalimat yang bisa saya mengerti.
Jadi sepertinya, hidup berfoya-foya dengan waktu, di semester ini adalah sangat musykil untuk dilakukan. setiap hari adalah hari yang sibuk dan menyibukkan, setiap minggu memiliki beban tanggung jawab yang tidak boleh terlambat diselesaikan . saya merasa telah melakukan hal yang mubadzir ketika saya menyimpan belasan drama korea di Laptop  karena belum ada satupun yang bisa saya lihat sampai saat ini.
Sekali lagi masalah waktu kawan, waktu yang seringkali membuahkan tumpukan penyesalan karena tidak dirawat dan digunakan dengan sebaik-baik perbuatan. Dan di semester Empat kali ini, saya memang telah dipaksa dan dididik dengan keras untuk menghargai dan mencintai waktu melebihi rasa cinta saya kepada pelajaran grammaire (yang ini bukan perbandingan cinta yang sepadan XD). 
Mencintai waktu berarti tidak membiarkanya terbuang sia-sia dipinggir jalan, tidak membiarkannya terbang begitu saja di depan layar televisi yang lebih banyak menyuguhkan kebohongan atau membiarkannya hangus di tempat-tempat lain yang tidak mendatangkan kebaikan. menghargainya berarti menempatkannya di saat-saat ia layak dimanfaatkan. Di meja belajar dengan tumpukan tugas, di depan komputer dengan belasan materi yang harus dipelajari, di atas sajadah saat malam-malam dingin menyapa, dan lagi-lagi tidak membiarkan waktu berlalu begitu banyak di atas kasur empuk yang menggoda.
Begitulah kawan, keindahan yang saya temukan di semester Empat adalah keindahan waktu. Sebuah jalinan menakjubkan yang mengingatkan saya bahwa lima bulan atau (kurang lebih) 150 hari bukan merupakan tenggat masa yang cukup panjang untuk mendapatkan kesempatan memungut ilmu dan hikmah jika saya terus menjalaninya tanpa kesungguhan, melewatinya dengan banyak permainan murahan.
Maka disini saya mendapatkan kesimpulan menarik, Tugas-tugas yang terjalin tanpa jarak  itu membuat saya bisa menemukan dan melihat satu keindahan waktu yang abstrak, suatu dimensi keindahan yang hanya bisa dilihat jika kita berhenti meremehkan perputaran jarum jam dan mulai memaknai tiap detak perpindahannya dengan hal-hal yang berguna, dengan perbuatan yang menunjukkan kecintaan kita terhadap waktu yang Indah. menghabiskan putarannya dengan membawa hasil, bukan penyesalan yang nihil. 

^-^




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Perpisahan

dia akan pergi. tanggal 7 april 2012 siapa?  belahan dari diriku. Aku sudah melihatnya sejak aku pertama kali lahir di dunia. dan sejak saat itu aku mengenalnya sebagai saudara-kakak-sahabat-musuh. di rumah sederhana dengan perabot seadanya, disanalah kami, aku dan dia menjalani masa kanak-kanak hingga remaja. di sebuah kamar yang tidak terlalu lebar, kami berbagi tempat untuk menyandarkan kelelahan, di halaman sempit di depan rumah, kami bercengkrama dengan irama angin yang indah. Aku tidak pernah dengan sadar untuk belajar mencintainya, tapi waktu dan keadaan mewajibkanku untuk tidak melupakan setiap detik kebersamaanku dengannya. iya, dia, yang paras cantiknya selalu membuat semua mata menatapnya. dia yang selalu meneguhkanku, meyakinkanku bahwa warna kulit gelapku ini membuatku tampak jauh lebih mengagumkan dari wajahnya yang seputih cahaya. Di mata ibu, dan saudaraku yang lain, dia adalah sosok gadis pemberontak, si pemberontak yang cantik, suaranya juga ...

MEMOAR KEPO

Mungkin,  ada seseorang yang ingin sekali kamu lupakan,  yang begitu ingin kamu hapus selamanya dari bayangan,  tapi entah mengapa dan bagaimana dia selalu saja bisa menetap di ingatanmu. Seperti penghuni lama di memori otakmu. Kadang ia terlupakan dan tak terlihat , namun di momen momen tertentu ia tiba tiba datang tanpa diundang. Tanpa sengaja kamu ceritakan kembali, tanpa sadar kamu memutar lagi pita memori tentangnya. Iya,  memang tanpa rasa,  hanya sebagai pelengkap gelak tawa. Hanya sebagai buah bibir kisah yang sudah sudah. Atau,  sekali kali kamu masih bertanya apakah di hatinya namamu sudah benar benar tidak ada?. Sudahkah ia dapat melupakanmu dengan sempurna? Sudahkah ia sanggup tidak menyimpan sedikitpun kenangan tentang kalian?. Apakah benar tak ada lagi jejak yang tertinggal di hidupnya jika itu tentang dirimu?. Aih, mungkinkah lupa adalah sebentuk kemustahilan yang tidak pernah dapat terwujud?. Mungkinkah ketika kamu menertawakan tangisanmu...

Serba-Serbi Pernikahan

 Sebelumnya, saya banyak sekali mendapatkan pertanyaan tentang Pernikahan. Entah itu laki-laki, perempuan, tua (senior saya), muda (junior) dan juga teman-teman seumuran. Hal-hal yang selalu mereka tanyakan kepada saya sebenarnya tidak jauh beda, seperti : "apa yang membuatmu begitu yakin untuk menikah di usia muda?" atau " bagiamana rasanya menikah?", atau " nikah itu gimana siih?" dan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. Maka, agar saya tidak berulang kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang pernikahan. Mengapa sedikit pengetahuan? karena umur pernikahan saya belum genap satu tahun, dan masih ada banyak hal yang belum saya ketahui tentang pernikahan itu sendiri. baiklah, silahkan disimak.