Langsung ke konten utama

Bukittinggi 2 : Kelok sembilan

Hari kedua kami di Payakumbuh, Kamis 31 Juli 2014.
Hawa dingin payakumbuh membuat kami malas beranjak dari tempat tidur. Jam sudah menunjukkan pukul setengah enam pagi tapi matahari belum juga nampak akan bersinar. Suasana ini mengingatkan saya pada pagi hari di daerah batu, dingin, sejuk dan berkabut.Di Payakumbuh, saya menginap di rumah tante Ida, saudara kandung dari ibu mertua saya yang sudah puluhan tahun tinggal di sumatera barat. Hari ini, agenda kami adalah jalan-jalan menikmati kelok 9 dan lembah harau yang terkenal jadi tujuan wisata di daerah payakumbuh. Sebelum berangkat kami ambil foto dulu. 
Tempat pertama yang akan kami kunjungi adalah kelok sembilan, sebuah jalan utama menuju pekanbaru, Riau yang dibuat sejak jaman belanda dulu dan kini diperbaiki dengan dibuat jembatan-jembatan yang berkelok-kelok. Total kelokannya sih konon berjumlah sembilan. Pemandangan menuju ke kelok sembilan tak kalah ciamik dari pemandangan yang saya dapatkan kemarin saat menuju kota payakumbuh ini. Hamparan padi menguning dengan latar belakang gunung menjadi sajian keindahan pertama yang menyambut saya di perjalanan menuju kelok 9.
Selanjutnya kami menyempatkan diri mampir di kantor bupati kabupaten Lima Puluh kota yang bertetangga dengan kota payakumbuh. Bentuk bangunannya sangat khas tanah minang dengan atap tanduk kebo yang biasa dipakai di rumah-rumah Gadang. Bangunan khas inilah yang membuat saya sangat merasakan atmosfir budaya minang disini. Semua bangunan pemerintahan seperti kantor polisi, balai adat atau balai desa, kantor pengadilan, kantor bupati, kantor KPU, sekolahan, dan lain-lain atapnya pasti berbentuk tanduk kerbau seperti gambar kantor bupati disamping ini.

Namun sayangnya, saya menemukan pemandagan yang kurang menyenangkan ketika akan memasuki daerah simalanggang, daerah tempat kelok 9 berada. saya melihat bukit yang gersang karena pembakaran hutan yang tidak berperi ke alaman. Sungguh sangat disayangkan. Hijaunya bukit dan hutan lindung harus tercemar dengan pohon-pohon yang mengering dan bukit yang menghitam karena pembukaan lahan yang tidak mempertimbangkan kelestarian alam. miris sekali negara kita ini. Seharusnya pemerintah membuat peraturan yang lebih mengikat tentang pelestarian hutan dan hukuman yang lebih berat untuk para pembakar hutan. 

Semakin mendekati kelok sembilan, pemandangan yang saya dapatkan semakin mengesankan. Untungnya kali ini saya bepergian menggunakan sepeda motor sehingga bisa lebih mudah mengambil gambar-gambar yang menarik hati saya seperti berikut ini. Yang pertama adalah masjid yang berdiri terpencil di bawah bukit. terlihat mencolok dengan kubah berwarna merah di tengah hamparan padang rumput hijau.
Yang kedua adalah rumah di bawah tebing yang curam dengan kemiringan hampir 90 derajat. Membayangkan kalau sewaktu waktu ada gempa dan membuat tebing itu jatuh dengan mudahnya di atas rumah membuat saya merasa ngeri. 
Jalanan berkelok disamping lembah-lembah berdinding curam semakin banyak kami temui mendekati tempat kelok 9 berada. Pemandangan yang benar-benar segar dan membuat saya lupa dengan punggung yang terasa capek karena berada di atas motor terlalu lama. 
Udara juga terasa semakin sejuk dan dingin ketika memasuki rimbunnya jalanan menuju kelok 9 yang menembus hutan. Benar-benar perjalanan wisata yang tak terlupakan bagi saya. Menikmati alam hijau Indonesia yang terhampar dari timur ke barat seperti tak ada habis-habisnya membuat saya mengingat salah satu ayat di al-Quran yang artinya :
"Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan" QS. 67:15

Saya merasa perjalanan yang saya lalui saat itu lebih dari sekedar perjalanan wisata, tapi sebuah perjalanan spritual yang membuat saya kembali merenungi dan kembali membuktikan apa-apa yang pernah saya pelajari dari Al-Quran. Kebenaran tentang alam raya. Kebenaran tentang kebesaran dan Kekuasaan-Nya menciptakan bangunan yang tak pernah bisa ditandingi oleh gedung sebesar dan secanggih apapaun  yang dibangun oleh manusia. Gedung pencakar langit di kota-kota besar mungkin hanya dapat bertahan paling lama 50 -100 tahun, tapi gunung, bukit, lembah, tebing, danau yang diciptakan oleh Allah mampu bertahan ribuan bahkan jutaan tahun selama Allah menginginkan mereka tetap ada. 
Satu hal yang tentu diluar kendali manusia dan tidak mungkin terjangkau oleh akal manusia yang terbatas. 
Maka semakin mendekati kelok 9 saya semakin menyadari bahwa manusia memang tidak ada apa-apanya dihadapan Tuhan, betapa kesombongan dan segala hal yang selama ini saya bangga-banggakan sebenarnya tidak memiliki arti apa-apa dibandingkan kebesaran-Nya. Allah dapat mengambil semuanya dengan sekejap mata. Pemandangan yang saya lewati memang begitu indah, tapi kesadaran, ketundukan dan kelemahan diri di hadapan Tuhan yang saya sadari selama perjalanan ini jauh lebih indah dan berharga. Mungkin ini adalah salah satu hikmah dari banyaknya perintah untuk "fantasiruu fil ardh" di dalam al-Quran. Kita dapat lebih memahami kebesaran Allah dan menamba rasa syukur kita terhadap-Nya.

Dan ini lah beberapa foto yang saya dapatkan dari kelok sembilan. Jalan lintas sumatera yang ramai dilewati pemudik dan juga dipakai untuk tempat wisata
Konon, pembangunan jalan fly over dan jembatan di kelok sembilan ini dimulai pada tahun yang sama dengan pembangunan jembatan suramadu di selat madura. Tapi baru selesai dan diresmikan pada tahun 2014 oleh presiden SBY. Setidaknya ada tujuh pekerja yang tewas selama proses pengerjaan jalan kelok sembilan ini. Kebanyakan mereka meninggal karena masuk ke dalam jurang dan masuk ke dalam tiang-tiang beton penyangga jembatan yang memang berongga. Cerita tragis dibalik kemegahan kelok sembilan. Lampu-lampu jalan yang terpasang namun belum dialiri oleh listrik juga menjadi salah satu penyebab kecelakaan lalu lintas di kelok ini saat malam hari, terhitung telah ada dua mobil yang masuk jurang karena melintas disana pada malam hari dengan keadaan lampu yang belum bisa dinyalakan.


Setelah puas berfoto disana-sini, kami segera beranjak untuk melanjutkan perjalanan ke tempat berikutnya, Lembah Harau yang terletak di kelurahan Harau. untuk mengunjungi kelok sembilan yang fenomenal ini, anda tidak perlu mengeluarkan banyak uang. hanya siapkan recehan 2000 -5000 rupiah untuk parkir kendaraaan.  Jangan pula khwatir kelaparan karena di ketinggian tebing ini juga terdapat banyak sekali pedagang makanan ringan seperti pop mie, jagung bakar dan soft drink yang berjejer di sepanjang jalan, tapi jangan kaget dengan harganya yang juga melambung tinggi. :D

Happy vacation!
bon voyage !


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Perpisahan

dia akan pergi. tanggal 7 april 2012 siapa?  belahan dari diriku. Aku sudah melihatnya sejak aku pertama kali lahir di dunia. dan sejak saat itu aku mengenalnya sebagai saudara-kakak-sahabat-musuh. di rumah sederhana dengan perabot seadanya, disanalah kami, aku dan dia menjalani masa kanak-kanak hingga remaja. di sebuah kamar yang tidak terlalu lebar, kami berbagi tempat untuk menyandarkan kelelahan, di halaman sempit di depan rumah, kami bercengkrama dengan irama angin yang indah. Aku tidak pernah dengan sadar untuk belajar mencintainya, tapi waktu dan keadaan mewajibkanku untuk tidak melupakan setiap detik kebersamaanku dengannya. iya, dia, yang paras cantiknya selalu membuat semua mata menatapnya. dia yang selalu meneguhkanku, meyakinkanku bahwa warna kulit gelapku ini membuatku tampak jauh lebih mengagumkan dari wajahnya yang seputih cahaya. Di mata ibu, dan saudaraku yang lain, dia adalah sosok gadis pemberontak, si pemberontak yang cantik, suaranya juga ...

MEMOAR KEPO

Mungkin,  ada seseorang yang ingin sekali kamu lupakan,  yang begitu ingin kamu hapus selamanya dari bayangan,  tapi entah mengapa dan bagaimana dia selalu saja bisa menetap di ingatanmu. Seperti penghuni lama di memori otakmu. Kadang ia terlupakan dan tak terlihat , namun di momen momen tertentu ia tiba tiba datang tanpa diundang. Tanpa sengaja kamu ceritakan kembali, tanpa sadar kamu memutar lagi pita memori tentangnya. Iya,  memang tanpa rasa,  hanya sebagai pelengkap gelak tawa. Hanya sebagai buah bibir kisah yang sudah sudah. Atau,  sekali kali kamu masih bertanya apakah di hatinya namamu sudah benar benar tidak ada?. Sudahkah ia dapat melupakanmu dengan sempurna? Sudahkah ia sanggup tidak menyimpan sedikitpun kenangan tentang kalian?. Apakah benar tak ada lagi jejak yang tertinggal di hidupnya jika itu tentang dirimu?. Aih, mungkinkah lupa adalah sebentuk kemustahilan yang tidak pernah dapat terwujud?. Mungkinkah ketika kamu menertawakan tangisanmu...

Serba-Serbi Pernikahan

 Sebelumnya, saya banyak sekali mendapatkan pertanyaan tentang Pernikahan. Entah itu laki-laki, perempuan, tua (senior saya), muda (junior) dan juga teman-teman seumuran. Hal-hal yang selalu mereka tanyakan kepada saya sebenarnya tidak jauh beda, seperti : "apa yang membuatmu begitu yakin untuk menikah di usia muda?" atau " bagiamana rasanya menikah?", atau " nikah itu gimana siih?" dan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. Maka, agar saya tidak berulang kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang pernikahan. Mengapa sedikit pengetahuan? karena umur pernikahan saya belum genap satu tahun, dan masih ada banyak hal yang belum saya ketahui tentang pernikahan itu sendiri. baiklah, silahkan disimak.