Setelah menghabiskan lebih dari 15 jam perjalanan, pada pukul 4 dini hari tanggal 30 Juli kami sampai di kota padang. Awalnya kami berniat untuk mencari penginapan untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bukittinggi, tepatnya di Payakumbuh karna travel yang menuju ke arah sana baru mulai berangkat pada pukul 7 pagi. Namun empat penginapan yang kami datangi ternyata sudah penuh, maka jadilah kami jadi musafir yang terlantar di pelataran masjid.
Sambil menunggu sholat subuh pada pukul 5 pagi, kami dapat beristirahat sebentar di Masjid. setelah itu kami meneruskan perjalanan menuju loket agen travel di Jl. Ulak karang Padang dengan berjalan kaki dari masjid yang jaraknya kurang lebih 500 meter.
Sambil menunggu mobil travel, kami memutuskan untuk mencari pengganjal perut di seberang jalan, berharap menemukan makanan khas yang menggunggah selera dan inilah yang kami temukan, ketupek pical dengan tambahan saluak seharga 13 ribu rupiah.
Bumbunya mirip dengan bumbu pecel di jawa, bedanya terletak pada isiannya. Kalau pecel biasanya diisi dengan sayur-sayuran dan nasi serta rempeyek. kalau ketupek pical terdiri dari irisan ketupat ditambah dengan mie kuning, kerupuk merah dan telur, kalau mau boleh pula ditambah dengan saluak.Saluak berbentuk bulat dan berwarna merah, rasanya unik, dibuat dari tepung beras dan bumbu-bumbu khas. per buah dihargai seribu rupiah. Lumayan mahal jika dibandingkan dengan ukurannya yang imut.
Setelah perut terisi, penulis segera meneruskan perjalanan menuju kota Payakumbuh dengan menggunakan TRavel sinamar. kami berangkat kira-kira pukul setengah 7 pagi. Travel disini lebih mirip dengan angkutan umum kalau di lamongan, menggunakan kendaraan mirip Elf atau model L-300 tanpa AC dan mereka sering pula ngetem di jalanan untuk mencari penumpang. Selama perjalanan menuju Payakumbuh, kami dimanjakan dengan pemandangan yang menyegarkan mata sehingga bisa memperbaiki mood yang turun karena kebiasaan ngetem si supir.
Kali ini, saya bersyukur karena tidak lagi mengalami mabuk perjalanan dan dapat mengambil satu -dua gambar untuk kenang-kenangan.
Rasa lelah dan ngantuk yang menyerang sejak dini hari tadi mendadak menghilang dan berganti gairah untuk tidak melewatkan satupun pemandangan yang dapat saya abadikan dengan kamera saku saya. Memang, idealnya untuk memotret pemandangan-pemandangan semanis ini saya harus menggunakan kamera SLR atau setara itu, tapi yang ada hanya kamera digital dengan lensa 15 megapixel dan kamera hape yang hanya dapat membidik dengan kualitas 2 megapixel. Maka gambar-gambar inilah yang dapat saya sajikan. Setidaknya saya memiliki kenang-kenangan.. haha :D
Kemacetan ternyata kembali menghadang kami ketika memasuki kota padang panjang dan jalan raya di perbatasan antara bukittinggi dan Payakumbuh, hal ini membuat saya kembali lelah dan mengantuk. Maka tak ada lagi gambar menarik yang dapat saya bidik. Perjalanan saya selanjutnya akan saya sajikan di tulisan saya berikutnya. :D
au revoir
Komentar
Posting Komentar