Langsung ke konten utama

Jalan-jalan Padang-Bukittinggi 1

Hari selasa, tanggal 29 Juli 2014 saya memulai perjalanan panjang menuju kota padang, Sumatera Barat dari kota Bengkulu. Sebenarnya perjalann dari dari Bengkulu menuju Padang melewati banyak sekali pemandangan gunung yang indah, tapi sayangnya hal itu tidak sempat diabadikan oleh penulis karena medan jalan yang berkelok kelok dan naik turun gunung membuat penulis mengalami mabuk kendaraan parah dan tidak bisa tertolong. AKhirnya dengan sisa-sisa tenaga di senja hari saat kami akan memasuki kota Bangko yang terletak di daerah Jambi, penulis hanya bisa mengabadikan matahari senja seperti gambar di samping.

Setelah menghabiskan lebih dari 15 jam perjalanan, pada pukul 4 dini hari tanggal 30 Juli  kami sampai di kota padang. Awalnya kami berniat untuk mencari penginapan untuk beristirahat sebelum melanjutkan perjalanan menuju Bukittinggi, tepatnya di Payakumbuh karna travel yang menuju ke arah sana baru mulai berangkat pada pukul 7 pagi. Namun empat penginapan yang kami datangi ternyata sudah penuh, maka jadilah kami jadi musafir yang terlantar di pelataran masjid.

 Sambil menunggu sholat subuh pada pukul 5 pagi, kami dapat beristirahat sebentar di Masjid. setelah itu kami meneruskan perjalanan menuju loket agen travel di Jl. Ulak karang Padang dengan berjalan kaki dari masjid yang jaraknya kurang lebih 500 meter. 
Sambil menunggu mobil travel, kami memutuskan untuk mencari pengganjal perut di seberang jalan, berharap menemukan makanan khas yang menggunggah selera dan inilah yang kami temukan, ketupek pical dengan tambahan saluak seharga 13 ribu rupiah.


Bumbunya mirip dengan bumbu pecel di jawa, bedanya terletak pada isiannya. Kalau pecel biasanya diisi dengan sayur-sayuran dan nasi serta rempeyek. kalau ketupek pical terdiri dari irisan ketupat ditambah dengan mie kuning, kerupuk merah dan telur, kalau mau boleh pula ditambah dengan saluak.Saluak berbentuk bulat dan berwarna merah, rasanya unik, dibuat dari tepung beras dan bumbu-bumbu khas. per buah dihargai seribu rupiah. Lumayan mahal jika dibandingkan dengan ukurannya yang imut.

Setelah perut terisi, penulis segera meneruskan perjalanan menuju kota Payakumbuh dengan menggunakan TRavel sinamar. kami berangkat kira-kira pukul setengah 7 pagi. Travel disini lebih mirip dengan angkutan umum kalau di lamongan, menggunakan kendaraan mirip Elf atau model L-300 tanpa AC dan mereka sering pula ngetem di jalanan untuk mencari penumpang. Selama perjalanan menuju Payakumbuh, kami dimanjakan dengan pemandangan yang menyegarkan mata sehingga bisa memperbaiki mood yang turun karena kebiasaan ngetem si supir.
Kali ini, saya bersyukur karena tidak lagi mengalami mabuk perjalanan dan dapat mengambil satu -dua gambar untuk kenang-kenangan. 

Perjalanan kami yang mulus menuju Payakumbuh, tiba-tiba saja terhadang macet ketika akan menaiki bukit, hal ini disebabkan penumpukan kendaraan yang akan memasuki daerah wisata Air terjun lembah anai yang terletak tepat di pinggir jalan utama menuju bukittinggi. Setelah melewati keriuhan di air terjun lembah anai, saya kembali mendapatkan pemandangan menakjubkan di sepanjang perjalanan. Lembah, jurang dan jembatan jaman jepang menjadi pelengkap keindahan perjalanan saya kali ini.

Rasa lelah dan ngantuk yang menyerang sejak dini hari tadi mendadak menghilang dan berganti gairah untuk tidak melewatkan satupun pemandangan yang dapat saya abadikan dengan kamera saku saya. Memang, idealnya untuk memotret pemandangan-pemandangan semanis ini saya harus menggunakan kamera SLR atau setara itu, tapi yang ada hanya kamera digital dengan lensa 15 megapixel dan kamera hape yang hanya dapat membidik dengan kualitas 2 megapixel. Maka gambar-gambar inilah yang dapat saya sajikan. Setidaknya saya memiliki kenang-kenangan.. haha :D
Kemacetan ternyata kembali menghadang kami ketika memasuki kota padang panjang dan jalan raya di perbatasan antara bukittinggi dan Payakumbuh, hal ini membuat saya kembali lelah dan mengantuk. Maka tak ada lagi gambar menarik yang dapat saya bidik. Perjalanan saya selanjutnya akan saya sajikan di tulisan saya berikutnya. :D

au revoir

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Perpisahan

dia akan pergi. tanggal 7 april 2012 siapa?  belahan dari diriku. Aku sudah melihatnya sejak aku pertama kali lahir di dunia. dan sejak saat itu aku mengenalnya sebagai saudara-kakak-sahabat-musuh. di rumah sederhana dengan perabot seadanya, disanalah kami, aku dan dia menjalani masa kanak-kanak hingga remaja. di sebuah kamar yang tidak terlalu lebar, kami berbagi tempat untuk menyandarkan kelelahan, di halaman sempit di depan rumah, kami bercengkrama dengan irama angin yang indah. Aku tidak pernah dengan sadar untuk belajar mencintainya, tapi waktu dan keadaan mewajibkanku untuk tidak melupakan setiap detik kebersamaanku dengannya. iya, dia, yang paras cantiknya selalu membuat semua mata menatapnya. dia yang selalu meneguhkanku, meyakinkanku bahwa warna kulit gelapku ini membuatku tampak jauh lebih mengagumkan dari wajahnya yang seputih cahaya. Di mata ibu, dan saudaraku yang lain, dia adalah sosok gadis pemberontak, si pemberontak yang cantik, suaranya juga ...

MEMOAR KEPO

Mungkin,  ada seseorang yang ingin sekali kamu lupakan,  yang begitu ingin kamu hapus selamanya dari bayangan,  tapi entah mengapa dan bagaimana dia selalu saja bisa menetap di ingatanmu. Seperti penghuni lama di memori otakmu. Kadang ia terlupakan dan tak terlihat , namun di momen momen tertentu ia tiba tiba datang tanpa diundang. Tanpa sengaja kamu ceritakan kembali, tanpa sadar kamu memutar lagi pita memori tentangnya. Iya,  memang tanpa rasa,  hanya sebagai pelengkap gelak tawa. Hanya sebagai buah bibir kisah yang sudah sudah. Atau,  sekali kali kamu masih bertanya apakah di hatinya namamu sudah benar benar tidak ada?. Sudahkah ia dapat melupakanmu dengan sempurna? Sudahkah ia sanggup tidak menyimpan sedikitpun kenangan tentang kalian?. Apakah benar tak ada lagi jejak yang tertinggal di hidupnya jika itu tentang dirimu?. Aih, mungkinkah lupa adalah sebentuk kemustahilan yang tidak pernah dapat terwujud?. Mungkinkah ketika kamu menertawakan tangisanmu...

Serba-Serbi Pernikahan

 Sebelumnya, saya banyak sekali mendapatkan pertanyaan tentang Pernikahan. Entah itu laki-laki, perempuan, tua (senior saya), muda (junior) dan juga teman-teman seumuran. Hal-hal yang selalu mereka tanyakan kepada saya sebenarnya tidak jauh beda, seperti : "apa yang membuatmu begitu yakin untuk menikah di usia muda?" atau " bagiamana rasanya menikah?", atau " nikah itu gimana siih?" dan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. Maka, agar saya tidak berulang kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang pernikahan. Mengapa sedikit pengetahuan? karena umur pernikahan saya belum genap satu tahun, dan masih ada banyak hal yang belum saya ketahui tentang pernikahan itu sendiri. baiklah, silahkan disimak.