Langsung ke konten utama

A stranger

   
  kamu seperti orang asing, datang dan pergi tanpa permisi. 
Aku merana, tatapan matamu yang menghampa membuatku gulana. Tak ada lagi tawa, atau sekedar sapaan cinta di pagi buta.Semuanya menghilang begitu tiba-tiba.Aku benci hari ini, hari dimana aku merasa begitu sendiri. Kau disana, hanya beberapa meter dari tempatku berada, tapi rasanya kita tak pernah bersua. 

      Kau tahu? ini perasaan terburuk yang aku rasakan sejak pertengkaran terakhir kita bulan lalu. Aku merasa sekarat. Tak mau hidup, tapi matipun berat. Melihat kekecewaan di balik bola matamu yang dulu manja, membuat hatiku semakin terluka. 
      Kita seperti orang asing yang dipaksa tinggal di tempat yang sama. Sering berjumpa tapi tak saling menyapa. 
        Apa kamu mengerti?, Setiap detik yang kulalui tanpamu adalah siksa. Kita seperti es yang membatu, terkurung dalam kemarahan yang beku. Bisakah dicairkan? dengan sedikit senyuman dan ucapan memaafkan. Aku berharap kita kembali, kamu dan aku disini. Tapi entahlah, aku terlalu takut untuk bicara, aku bahkan tak sanggup memandangmu seperti biasa. 
          Tidakkah kamu juga merasa tersiksa? atau hanya aku saja?, aku yang merasa begitu bersalah. Iya, seperti biasa. Emosiku yang seperti balita, mulai mengganggumu bagai lintah. Dan kamu, yang kehilangan kesabaran seorang pria dewasa. 
           Aku suka akhir cerita yang bahagia, tapi akankah cerita kita berakhir dengan indah?. Entahlah, aku seperti orang buta, kesana kemari mencari cahaya. Aku seperti orang tuli, yang tak bisa lagi mendengar hatimu bicara. 
          Aku tak berani mendekat, selangkah saja terlalu dekat. Aku takut dengan penolakanmu, aku takut dengan kebisuanmu, aku takut dengan tatapan acuhmu. tatapan dingin yang membuatku menggigil.  
         Aku tahu kau menghukumku. jika kau tetap disitu lalu bagaimana aku tahu?.Bagaimana aku tahu cara menebus setiap salahku padamu? Kepada siapa lagi harus kuajukan tanya, kalau tidak padamu tempat bersarangnya kasih dan cinta?. Ah, masihkah ada di hatimu namaku? mungkinkah sudah mulai menghilang dan berdebu?. 
            Tolong, jangan lepaskan. Biarkan aku disini, memperbaiki segala yang telah terjadi. Menemani jalanmu hingga ke tepi. Berbagi denganmu hingga hari tak lagi berganti. 

          Aku ingin pulang, ke pelukanmu yang lapang.
          masih bisakah, lara ini untuk dimaafkan?
          
       

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Perpisahan

dia akan pergi. tanggal 7 april 2012 siapa?  belahan dari diriku. Aku sudah melihatnya sejak aku pertama kali lahir di dunia. dan sejak saat itu aku mengenalnya sebagai saudara-kakak-sahabat-musuh. di rumah sederhana dengan perabot seadanya, disanalah kami, aku dan dia menjalani masa kanak-kanak hingga remaja. di sebuah kamar yang tidak terlalu lebar, kami berbagi tempat untuk menyandarkan kelelahan, di halaman sempit di depan rumah, kami bercengkrama dengan irama angin yang indah. Aku tidak pernah dengan sadar untuk belajar mencintainya, tapi waktu dan keadaan mewajibkanku untuk tidak melupakan setiap detik kebersamaanku dengannya. iya, dia, yang paras cantiknya selalu membuat semua mata menatapnya. dia yang selalu meneguhkanku, meyakinkanku bahwa warna kulit gelapku ini membuatku tampak jauh lebih mengagumkan dari wajahnya yang seputih cahaya. Di mata ibu, dan saudaraku yang lain, dia adalah sosok gadis pemberontak, si pemberontak yang cantik, suaranya juga ...

Serba-Serbi Pernikahan

 Sebelumnya, saya banyak sekali mendapatkan pertanyaan tentang Pernikahan. Entah itu laki-laki, perempuan, tua (senior saya), muda (junior) dan juga teman-teman seumuran. Hal-hal yang selalu mereka tanyakan kepada saya sebenarnya tidak jauh beda, seperti : "apa yang membuatmu begitu yakin untuk menikah di usia muda?" atau " bagiamana rasanya menikah?", atau " nikah itu gimana siih?" dan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. Maka, agar saya tidak berulang kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang pernikahan. Mengapa sedikit pengetahuan? karena umur pernikahan saya belum genap satu tahun, dan masih ada banyak hal yang belum saya ketahui tentang pernikahan itu sendiri. baiklah, silahkan disimak.

DAMPAK BURUK DOSA

Dalam kitab az-zuhd, Abdullah bin ahmad menuturkan dari Muhammad bin sirin , “ disaat terlilit utang, ia menjadi risau, ia lalu berujar, ‘aku tahu kerisauan ini adalah sebab dosa yang kuperbuat sejak empat puluh tahun yang lalu. “ Perlu digarisbawahi bahwa kebanyakan orang salah paham tentang dosa, yaitu mereka tidak melihat akibatnya secara langsung. Terkadang akibat dosa itu terjadi di kemudian hari hingga mereka lupa dan mengira bahwa dosa tidaklah berakibat apa-apa. Seorang penyair mengatakan: Jika tembok tidak berdebu saat runtuhnya Maka, tak aka nada debu lagi setelah runtuhnya