Langsung ke konten utama

Risih

Setelah 28 bulan menikah, saya mulai bosan ditanya tentang anak.

"Kapan punya anak?"
"Loh dimana anaknya?"
"Sudah berapa anaknya?"
"Kenapa ditunda-tunda?"
"Mankannya jangan begini .. jadinya kan begitu"
"Wah gimana nih, gak topcer.. hehehe"
"Wah...."

Dan bla bla bla. Saya jadi lumayan malas menanggapi chat atau obrolan dengan beberapa kawan lama karena topiknya selalu sama.

Bukannya bagaimana, tapi rasanya sebal sekali dengan orang2 yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kita, lalu komentar seenak udelnya. Seolah olah mereka paling tahu apa yang harus kita lakukan, dan bertindak menggurui karena mereka sudah lebih dulu diberi amanah oleh Tuhan.

Mereka seringkali, atau memang sama sekali tidak tahu apa yang sudah kita usahakan, berapa banyak biaya yang sudah kita keluarkan untuk menjemput berkah bernama anak anak. Kalimat kalimat yang cenderung memojokkan itu membuat kami, para istri yang belum diberi amanah menjadi risih. Bahkan seringkali menyakiti hati.

Terlalu sensitif?
Mungkin iya, kami menghargai perhatian kalian kepada kami. Tapi janganlah sering2 ditanyakan. Tidak perlu setiap ketemu (entah di dunia nyata maupun di dunia maya) bahasannya selalu saja sama.

Walaupun kadang disampaikan melalui candaan, tapi tetap saja berat untuk kami yang sudah merasakan dan menjalankan hampir semua hal yang kami bisa untuk mendapatkannya.

Jauh lebih menghibur jika membicarakan hal lain, diluar "kenapa kami belum memiliki anak".

Kami juga ingin, kami juga rindu. Tapi tolong jangan diperparah keputusasaan kami dengan kalimat2 yang ujung ujungnya bernada sinis dan menyalahkan.

You know nothing, dear.
Please stop talking.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Perpisahan

dia akan pergi. tanggal 7 april 2012 siapa?  belahan dari diriku. Aku sudah melihatnya sejak aku pertama kali lahir di dunia. dan sejak saat itu aku mengenalnya sebagai saudara-kakak-sahabat-musuh. di rumah sederhana dengan perabot seadanya, disanalah kami, aku dan dia menjalani masa kanak-kanak hingga remaja. di sebuah kamar yang tidak terlalu lebar, kami berbagi tempat untuk menyandarkan kelelahan, di halaman sempit di depan rumah, kami bercengkrama dengan irama angin yang indah. Aku tidak pernah dengan sadar untuk belajar mencintainya, tapi waktu dan keadaan mewajibkanku untuk tidak melupakan setiap detik kebersamaanku dengannya. iya, dia, yang paras cantiknya selalu membuat semua mata menatapnya. dia yang selalu meneguhkanku, meyakinkanku bahwa warna kulit gelapku ini membuatku tampak jauh lebih mengagumkan dari wajahnya yang seputih cahaya. Di mata ibu, dan saudaraku yang lain, dia adalah sosok gadis pemberontak, si pemberontak yang cantik, suaranya juga ...

MEMOAR KEPO

Mungkin,  ada seseorang yang ingin sekali kamu lupakan,  yang begitu ingin kamu hapus selamanya dari bayangan,  tapi entah mengapa dan bagaimana dia selalu saja bisa menetap di ingatanmu. Seperti penghuni lama di memori otakmu. Kadang ia terlupakan dan tak terlihat , namun di momen momen tertentu ia tiba tiba datang tanpa diundang. Tanpa sengaja kamu ceritakan kembali, tanpa sadar kamu memutar lagi pita memori tentangnya. Iya,  memang tanpa rasa,  hanya sebagai pelengkap gelak tawa. Hanya sebagai buah bibir kisah yang sudah sudah. Atau,  sekali kali kamu masih bertanya apakah di hatinya namamu sudah benar benar tidak ada?. Sudahkah ia dapat melupakanmu dengan sempurna? Sudahkah ia sanggup tidak menyimpan sedikitpun kenangan tentang kalian?. Apakah benar tak ada lagi jejak yang tertinggal di hidupnya jika itu tentang dirimu?. Aih, mungkinkah lupa adalah sebentuk kemustahilan yang tidak pernah dapat terwujud?. Mungkinkah ketika kamu menertawakan tangisanmu...

Serba-Serbi Pernikahan

 Sebelumnya, saya banyak sekali mendapatkan pertanyaan tentang Pernikahan. Entah itu laki-laki, perempuan, tua (senior saya), muda (junior) dan juga teman-teman seumuran. Hal-hal yang selalu mereka tanyakan kepada saya sebenarnya tidak jauh beda, seperti : "apa yang membuatmu begitu yakin untuk menikah di usia muda?" atau " bagiamana rasanya menikah?", atau " nikah itu gimana siih?" dan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. Maka, agar saya tidak berulang kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang pernikahan. Mengapa sedikit pengetahuan? karena umur pernikahan saya belum genap satu tahun, dan masih ada banyak hal yang belum saya ketahui tentang pernikahan itu sendiri. baiklah, silahkan disimak.