Langsung ke konten utama

Aku harus bagaimana atau kau ini bagaimana? (New version)

Aku harus bagaimana?
Kau minta aku sabar,
Aku sabar kau tak ada kabar.

Kau ini bagaimana?
Kau minta aku menunggu
Aku menunggu kau menyita semua waktuku

Aku harus bagaimana?
Kau mau aku mengerti
Aku mengerti kau malah tak tahu diri.

Kau ini bagaimana?
Kau suruh aku berjuang
Aku berjuang kau malah tinggal diam.

Aku harus bagaimana?
Atau kau ini bagaimana?
Kau suruh aku berusaha
Aku berusaha kau sia siakan semuanya

Kau minta aku tinggal disini
Aku tinggal kau jadikan aku tumbal

Kau ini bagaimana?
Atau aku harus bagaimana?

Kau suruh aku membangunkanmu
Aku bangunkan kau tak mau!!

Aku harus bagaimana? Atau kau ini bagaimana?
Kau suruh aku bersujud
Aku bersujud kau hanya mau berlutut

Kau ini bagaimana?
Kau bilang dorong aku
Aku dorong kau merongrong ku

Aku harus bagaimana
Kau bilang jangan jenuh
Aku bertahan, kau bilang aku bosan

Kau ini bagaimana?
Atau aku harus bagaimana?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Perpisahan

dia akan pergi. tanggal 7 april 2012 siapa?  belahan dari diriku. Aku sudah melihatnya sejak aku pertama kali lahir di dunia. dan sejak saat itu aku mengenalnya sebagai saudara-kakak-sahabat-musuh. di rumah sederhana dengan perabot seadanya, disanalah kami, aku dan dia menjalani masa kanak-kanak hingga remaja. di sebuah kamar yang tidak terlalu lebar, kami berbagi tempat untuk menyandarkan kelelahan, di halaman sempit di depan rumah, kami bercengkrama dengan irama angin yang indah. Aku tidak pernah dengan sadar untuk belajar mencintainya, tapi waktu dan keadaan mewajibkanku untuk tidak melupakan setiap detik kebersamaanku dengannya. iya, dia, yang paras cantiknya selalu membuat semua mata menatapnya. dia yang selalu meneguhkanku, meyakinkanku bahwa warna kulit gelapku ini membuatku tampak jauh lebih mengagumkan dari wajahnya yang seputih cahaya. Di mata ibu, dan saudaraku yang lain, dia adalah sosok gadis pemberontak, si pemberontak yang cantik, suaranya juga ...

Serba-Serbi Pernikahan

 Sebelumnya, saya banyak sekali mendapatkan pertanyaan tentang Pernikahan. Entah itu laki-laki, perempuan, tua (senior saya), muda (junior) dan juga teman-teman seumuran. Hal-hal yang selalu mereka tanyakan kepada saya sebenarnya tidak jauh beda, seperti : "apa yang membuatmu begitu yakin untuk menikah di usia muda?" atau " bagiamana rasanya menikah?", atau " nikah itu gimana siih?" dan pertanyaan-pertanyaan sejenis itu. Maka, agar saya tidak berulang kali menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama saya akan membagikan sedikit pengetahuan saya tentang pernikahan. Mengapa sedikit pengetahuan? karena umur pernikahan saya belum genap satu tahun, dan masih ada banyak hal yang belum saya ketahui tentang pernikahan itu sendiri. baiklah, silahkan disimak.

DAMPAK BURUK DOSA

Dalam kitab az-zuhd, Abdullah bin ahmad menuturkan dari Muhammad bin sirin , “ disaat terlilit utang, ia menjadi risau, ia lalu berujar, ‘aku tahu kerisauan ini adalah sebab dosa yang kuperbuat sejak empat puluh tahun yang lalu. “ Perlu digarisbawahi bahwa kebanyakan orang salah paham tentang dosa, yaitu mereka tidak melihat akibatnya secara langsung. Terkadang akibat dosa itu terjadi di kemudian hari hingga mereka lupa dan mengira bahwa dosa tidaklah berakibat apa-apa. Seorang penyair mengatakan: Jika tembok tidak berdebu saat runtuhnya Maka, tak aka nada debu lagi setelah runtuhnya