Langsung ke konten utama

The hard way to happiness

Bahagia itu tidak sederhana
Tidak semudah membalik telapak tangan
Bahagia itu diperjuangkan

Saat kamu menikah, kamu berharap akan selamanya hidup bagai putri raja
Tapi tidak, tidak sepenuhnya seperti itu
Ada lika liku, ada batin yang harus tertekan dulu
Iya, tidak seindah dan semanis foto di dunia maya.
Ada jaraknya, antara nyata dan fatamorgana
Pun tidak se menderita itu.
Biasa saja, pasti ada luka ketika kaki telanjang menginjak batu tajam
Bukankah jalan ke surga itu berduri? Terjal dan mendaki?

Aku berusaha menyadari itu semua,
Mengambil jeda dan bernafas

Menyadari bahwa semua ini, bukan untukku saja
Lebih dari itu, untuk mwnggenapkan separuh agama
Menuruti titah Tuhan
Mengikuti jejak nabi..
Bukan sekedar menuruti emosi,

Perlahan tapi pasti, biarkan berjalan.
Jatuh bangun membangun perasaan
Cinta mana yang diperjuangkan
Tentang apa semua ini harus dilakukan

Jangan untuk orang lain
Jangan karena memuaskan mata orang yang melihat.

Ini kamu, ini hatimu, ini rumahmu, lakukan sekehendakmu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Monolog Perpisahan

dia akan pergi. tanggal 7 april 2012 siapa?  belahan dari diriku. Aku sudah melihatnya sejak aku pertama kali lahir di dunia. dan sejak saat itu aku mengenalnya sebagai saudara-kakak-sahabat-musuh. di rumah sederhana dengan perabot seadanya, disanalah kami, aku dan dia menjalani masa kanak-kanak hingga remaja. di sebuah kamar yang tidak terlalu lebar, kami berbagi tempat untuk menyandarkan kelelahan, di halaman sempit di depan rumah, kami bercengkrama dengan irama angin yang indah. Aku tidak pernah dengan sadar untuk belajar mencintainya, tapi waktu dan keadaan mewajibkanku untuk tidak melupakan setiap detik kebersamaanku dengannya. iya, dia, yang paras cantiknya selalu membuat semua mata menatapnya. dia yang selalu meneguhkanku, meyakinkanku bahwa warna kulit gelapku ini membuatku tampak jauh lebih mengagumkan dari wajahnya yang seputih cahaya. Di mata ibu, dan saudaraku yang lain, dia adalah sosok gadis pemberontak, si pemberontak yang cantik, suaranya juga ...

Jalan-jalan Padang-Bukittinggi 1

Hari selasa, tanggal 29 Juli 2014 saya memulai perjalanan panjang menuju kota padang, Sumatera Barat dari kota Bengkulu. Sebenarnya perjalann dari dari Bengkulu menuju Padang melewati banyak sekali pemandangan gunung yang indah, tapi sayangnya hal itu tidak sempat diabadikan oleh penulis karena medan jalan yang berkelok kelok dan naik turun gunung membuat penulis mengalami mabuk kendaraan parah dan tidak bisa tertolong. AKhirnya dengan sisa-sisa tenaga di senja hari saat kami akan memasuki kota Bangko yang terletak di daerah Jambi, penulis hanya bisa mengabadikan matahari senja seperti gambar di samping.

DAMPAK BURUK DOSA

Dalam kitab az-zuhd, Abdullah bin ahmad menuturkan dari Muhammad bin sirin , “ disaat terlilit utang, ia menjadi risau, ia lalu berujar, ‘aku tahu kerisauan ini adalah sebab dosa yang kuperbuat sejak empat puluh tahun yang lalu. “ Perlu digarisbawahi bahwa kebanyakan orang salah paham tentang dosa, yaitu mereka tidak melihat akibatnya secara langsung. Terkadang akibat dosa itu terjadi di kemudian hari hingga mereka lupa dan mengira bahwa dosa tidaklah berakibat apa-apa. Seorang penyair mengatakan: Jika tembok tidak berdebu saat runtuhnya Maka, tak aka nada debu lagi setelah runtuhnya