Namanya alvin, ia berjalan menyebrangi gerimis menuju jembatan penyebrangan di sisi jalan. ia terlihat terburu-buru, seperti mengejar sesuatu. Ia bahkan tidak sempat memarkir mobilnya di tempat biasa. Matanya mencari-cari sesosok bayangan yang tadi berkelebat cepat di depannya dan tiba-tiba mengingatkannya pada sesuatu, atau seseorang?. Alvin berhenti sejenak, tepat di depan pusat pertokoan besar yang biasa ia singgahi untuk makan siang, ia melihat bayangan itu lagi. Alvin menghela nafas lega. Ia segera berbelok ke arah tangga menurun yang langsung menuju pintu masuk mall besar itu. Ia bergegas mengikuti bayangan dari masa lalunya yang memasuki sebuah restoran kecil di samping eskalator. Alvin merasakan dadanya berdegup kencang saat ia dapat melihat wajah itu dengan lebih jelas. Iya, tidak salah lagi, senyum itu adalah milik gadis itu, satu-satunya cinta yang ia miliki saat kuliah di salah satu universitas ternama di Jawa. Ia masih berdiri di bawah eskalator di depan restoran , ket...
Inspirer, L'amour, et Travailler