Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Merangkai Ikhlas.

Ikhlas, hampir semua orang sudah begitu terbiasa dengan kata yang satu ini. Tapi, apakah mungkin sudah benar2 mengerti? Benar memahami apa yang ada di dalamnya?. Ikhlas adalah melepaskan, merelakan semua hal yang terjadi pada diri kita. Baik buruk. Dendam benci. Iri dengki dan bahkan sakit hati. Semuanya, terutama kehilangan orang terkasih. Saya mungkin menyangka saya telah ikhlas melepaskan kepergian ibu saya, 3 tahun yang lalu. 

Nostalgia Dua Tanah kelahiran

Malang pernah menjadi salah satu kota impian saya untuk menempuh pendidikan. Dulu, hampir 5 atau 6 tahun yang lalu. Dalam bayangan saya malang adalah kota yang sejuk dan indah, tempat dimana cerita cerita sempurna akan tercipta. Kulinernya melimpah, biaya hidupnya rendah, banyak sekolah berkualitas disana. Ya, pokoknya sempurna.

Risih

Setelah 28 bulan menikah, saya mulai bosan ditanya tentang anak. "Kapan punya anak?" "Loh dimana anaknya?" "Sudah berapa anaknya?" "Kenapa ditunda-tunda?" "Mankannya jangan begini .. jadinya kan begitu" "Wah gimana nih, gak topcer.. hehehe" "Wah...." Dan bla bla bla. Saya jadi lumayan malas menanggapi chat atau obrolan dengan beberapa kawan lama karena topiknya selalu sama. Bukannya bagaimana, tapi rasanya sebal sekali dengan orang2 yang tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada kita, lalu komentar seenak udelnya. Seolah olah mereka paling tahu apa yang harus kita lakukan, dan bertindak menggurui karena mereka sudah lebih dulu diberi amanah oleh Tuhan. Mereka seringkali, atau memang sama sekali tidak tahu apa yang sudah kita usahakan, berapa banyak biaya yang sudah kita keluarkan untuk menjemput berkah bernama anak anak. Kalimat kalimat yang cenderung memojokkan itu membuat kami, para istri yang belum dib...